Inilah film arahan sutradara kebanggaan kita *tapi bohong* di awal tahun 2011. gue punya kebiasaan kalo mau review film baru pasti nonton di hari pertama pemutarannya di jaringan 21. but i don't know, begitu tau nama sutradara dan bintang-bintangnya, entah kenapa gue mendadak males. Bawaannya mau muntah mulu. Tapi ketika baca postingan diblog temen sebelah kalo film om koya pagayo alias naya kali ini lumayan menghibur karena bergenre horror-komedi, well, rasa curiousity gue jadi tergali. Selucu apakah? Yakin kalo emang lucu?
Dengan niatan mulia ingin membuktikan, berangkatlah gue ke bisokop sendiri. Males ngajakin temen-temen gue yang sibuk mulu kalo diajakin. Dan menyesal kenapa nekat berangkat sendiri karena selain studio dipenuhi penonton, yang datang rata-rata bawa monyetnya (baca pacar ;red). Jelas banget kalo bikin gue iri #semacamcurhat
Dan setelah menyaksikan film kalung jelangkung secara keseluruhan. Gue pengen pingsan dengan berbagai alasan.
1. awal film sebenarnya udah dibuka dengan tolol. Apaan kali tuh acara lomba bengong? Scriptwriternya bisa aja bikin otak geser dikit. Tapi gue senyum. Iya senyum. Pas liat acara nari bareng ketika terdengar lagu dangdut. Well, nggak salah temen gue tuh yang udah review duluan. Tapi….
2. semenjak itu, rasanya gue rugi buat senyum. sumpah, senyum gue mubazir abis. You know what, setelah adegan dangdut tadi seperti biasa nayato mulai membanjiri penonton dengan cerita super dangkal penuh kebodohan binti maksa. Penampakan-penampakan gak ada tujuan, bahkan sebelum inti cerita dimulai: menemukan kalung ketika main jelangkung dikuburan!
3. proses menemukan kalung kok maksa ya, dimana tokoh keke ketakutan setelah liat jelangkungnya goyang dan berniat lari lalu berapa detik kemudian kembali lagi seolah tak terjadi apa-apa dan memungut kalung diatas sebuah nisan (eh, nisan apa tanah ya? Lupa)
4. akting semua pemain standar dan lagi-lagi nayato memakai jasa zaky zimah. Padahal jelas-jelas dia cuman menang ekspresi dengan lawakan super garing. Apa sih yang diharapin dengan akting ngelucu tapi nggak lucu ketika shock ketemu hantu? Dan itu hampir terjadi disetiap scene. yang gue jamin, nanti di film berikutnya, zaky akan kembali dipanggil untuk tampil norak. Nayato rupanya sangat gampang tertebak belakangan ini.
5. akting pemain utamanya geje. jelas, lupakan hal itu. dan semua bertambah sampah dengan akting bintang-bintang muda baru yang wajahnya nggak komersil. Gatau kenapa, ditahun ini pilihan nayato jatuh pada artis berwajah standar. Kemana kabar leylarey lesesne, smitha anjani, arumi bachsin yang sukses dia orbitkan?
6. dialognya diharapkan bisa mengocok perut tapi bagi gue, maksa. Dialog anak SMP super gahol. Dan parahnya beberapa orang di bioskop tertawa, hampir sebagian. Tapi nggak buat gue. Sumpah, gue cuman senyum diawal. Selebihnya mengutuk diri kenapa nekat nonton film ini.
7. seakan belum tahu kebiasaan nayato yang suka main hujan-hujannan, acara terbang melambay-lambay dari kasur, jalan lalu berhenti sebentar dan noleh kanan kiri, penampakan tanpa maksud dan tujuan, gue bersyukur gak ada adegan buka-bukaan seperti tradisi sebelumnya. tapi gue sempet blank karena penataan cahaya sueper nggak niat. coz banyak scene yang gelap banget. apakah upaya meminimalis dana?
8. dan untuk meminimalis dana lagi, dipakailah lokasi yang sudah pernah digunain meski udah diatur sedemikian rupa tapi tetep terlihat kalo itu lagi-itu lagi. Seperti lokasi penginapan yang dipakai untuk syuting nakalnya anak muda dan hantu perawan jeruk purut. Juga lokasi kampus yang pernah jadi sekolah di beberapa film sebelumnya.
at least, rasanya gue udah males buat lanjutin mereview. Karena gue udah bosen nyaci maki om naya seperti di post-post gue sebelumnya. Dan karena gue lagi baik hati, maka gue kasi rating 1 buat kalung jelangkung. 1 karena sukses bikin gue senyum di awal-awal film. Gue bukan sentimen sama nayato mengingat banyak penonton heboh sendiri dengan joke-joke di kalung jelangkung. Tapi joke yang dia / scriptwriter berikan terlalu bodoh untuk membuat gue tertawa.
Rating: 1/10
0 comments:
Post a Comment