semua yang tertulis disini hanya fiksi semata. kalo ada nama tempat, nama orang dan kawan-kawan yang sama, ya udah, biasa aja...
Seperti biasa, tiap sore kota malang selalu ditemani dengan hujan yang intensitas kedatangannya antara niat dan nggak niat, deres nggak, rintik-rintik juga nggak. Seperti gue yang nggak yakin ketika akan melangkahkan kaki menuju salah satu Cineplex 21. secara kali ini filmnya om naya yang you know how, nggak tega gue buat ngomongnya, lagi tayang serentak meneror bioskop-bioskop Indonesia. Tapi saat sedang asyik menunggu hujan reda di pojokan mal, tiba-tiba aja ada orang yang berseru manggil nama gue. “Hei, Bee, ngapain lo disitu?” Otomatis gue menoleh. Dan syok!
Hei, siapa tuh om-om? Sok akrab banget sih sama gue. Udah tau juga gue lagi nunggu ujan reda, eh, masih ditanyain lagi ngapain. Dasar nggak kreatif. Emang gue kelihatan lagi mau cuci piring disini?
Dan parahnya, om-om itu mendekat menghampiri gue. Oh no! dia pasti om-om hidung belang penyuka sesama jenis. TIDAK! Gue harus kabur. But, syit! Dia udah mencengkeram lengan gue. Anyway, nomor telepon darurat polisi berapa ya?
“apa kabar?” Tanya om itu sok akrab sambil memamerkan barisan giginya yang kuning.
“s-sorry, who’s you?” gue sok inggris. Hell, siapa tau dikira bule nyasar meski muka nggak memadai. Meskipun iya, nggak mungkin banget secara dia udah tau nama gue pas manggil tadi.
“lo lupa sama gue?” gue mengernyitkan kening mendengar pertanyaan si om-om. “ya, pantas sih. Secara gue orangnya jarang eksis. Gue nayato, bee. Nayato fio nuala.” Sambungnya meyakinkan.
NAYATO? Kayak nama tukang bubur yang tiap hari lewat di depan rumah.
“masih nggak inget?” tanyanya. Gue menggeleng mantap. “gue kasih klu lagi deh. Gue tuh orang yang selalu menyutradarai film-film sampah. Yang sebelas-dua belas sama KK Dheraj itu.” Ujarnya bangga.
“oh, elo om. Huaheuhua.. gue kirain tadi tukang kredit panci langganan emak gue. Padahal jelas-jelas muka lo kayak tukang jualan sayur keliling.” Kata gue akhirnya tanpa berniat menyindir.
“yup, here I am. So, daripada lo bengong sendirian, ayo gabung sama gue. Gue traktir deh.”
Mata gue berbinar denger kata traktir. “oke, om, let’s go!”
(ceritanya gue fast forward ke durasi setengah jam kemudian dimana pesenan gue berupa 1 chicken teriyaki, banana spilt, french fries dan bubble tea terpajang dengan cantik di meja. nggak papa kan sekali-kali nggak tau diri? hehehe...)
“ada angin apa om kok bisa nyasar di malang dan hei, dari mana tau nama gue?” Tanya gue mulai interogasi.
“lagi liburan aja bee. Bosen sama rutinitas gue di Jakarta. Dan gue tau nama lo pas gak sengaja buka blog lo.” Jelasnya sambil sibuk merokok dan utak-atik bb.
“wah, bangga deh blog gue dibaca oleh orang macam om naya yang you know how, film-filmnya selalu nggak jelas.”
“habis mau gimana lagi bee. Gue bisanya cuman kayak gitu dan dari situlah gue dapet makan. So, maklumin aja deh.”
“maunya sih gue maklumin om naya, tapi pelis banget deh, adain kek peningkatan. Masa nyutradarain film dari ide cerita produser aji mumpung. Nggak mau kalah saing sama KKD yang dua film nya berjudul rintihan kuntilanak perawan sama pelukan janda hantu gerondong mengalami peningkatan dari segi gambar. Kan biasanya kayak film jaman dahulu kala sesuai cara kerja otak kiri KKD yang emang out of date banget, gak bisa bedain mana yang baik dan mana yang salah.”
“masa sih?”
“iye, sumpah deh guweh.” Jawab gue sambil bergaya super lebe a la fitrop.
Karena nggak ada respon negatif dari om naya yang sibuk bbm-an, gue melancarkan pertanyaan lagi. Yang mungkin bisa lebih berbobot. “betewe, film perdana om di tahun 2011 kan uda tayang dan buset, langsung horror-komedi, bo. Yang main si zaky, lagi. Ada angin apa om deket sama dia. Apa karena udah gak ada arumi om jadi berpaling ke sesama jenis.”
“ya gitu deh.” Hello, jawaban apa tuh, ya gitu deh.
“wah, pengakuan terlarang nih om.”
“iya nih, kayaknya gue mau bikin versi layar lebar dari kisah hidup gue.”
“well, pasti tambah super geje ya filmnya. kenyataanya aja udah annoying apalagi versi filmnya.”
“so pasti hohoho..” lho, kok malah ketawa ya ni orang? padahal jelas-jelas nggak ada yang lucu.
“kalo bisa ya om, bikin film tuh yang bagus gitu. Masa mesti nunggu om naya sama KKD mati dulu, Indonesia baru bisa bebas dari film-film sampah.”
“gatau deh bee. Gue sebenarnya juga pengen mati. Gue bosen bee tiap hari dicaci maki. Padahal itu bukan mau gue. Film film gue kayak gitu tuh karena tuntutan keadaan. Lo tau kenapa gue gak pernah nampakin diri ketika press conference film-film gue? Itu karena gue malu bee. Itupula kenapa gue selalu make nama samaran.” curhat om naya.
Gue speechless.
TINT! TINT!
Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Kita berdua menoleh mencari asal suara. Dan tertangkaplah penampakan sosok berjambang dari dalam mobil butut berwarna ijo royo-royo.
Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Kita berdua menoleh mencari asal suara. Dan tertangkaplah penampakan sosok berjambang dari dalam mobil butut berwarna ijo royo-royo.
“hei, you come on” seru orang berjambang itu kearah om naya.
“hei, raj,” balas om naya.
“siapa tuh om?” Tanya gue curious.
“KKD, kita ada janji mau rapat bikin film bareng.” Jawab om naya.
“WHAT?!?”
“iya, kenapa bee?”
“pelis banget. Don’t do that.”
“relax bee. Pasti filmnya box office kok.”
“no, berasa nitemare om!”
“yes!”
“no..”
“YESS!!!”
GUBRAAKKKK!!!
Gue jatuh dari atas tempat tidur dan menyadari kalau semua ternyata cuman mimpi… syukur deh. kirain beneran. kiamat bisa maju setahun kalo kayak gini.
Btw, pertanda apakah mimpi barusan ya?
catatan kecil: nayato juga manusia, guys. punya rasa, punya hati. jangan samakan dengan pisau belati.. #nyanyi
0 comments:
Post a Comment