Friday, August 2, 2013

"Caesar Keep Smile Dance ft Cinta Laura" go international | Goyang Joget...

Saturday, February 9, 2013

Biografi Tan Malaka

Tan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897 – wafat di Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada umur 51 tahun[1]) adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin komunis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris.

Dia kukuh mengkritik terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan republik di bawah Soekarno pasca-revolusi kemerdekaan Indonesia. Walaupun berpandangan komunis, ia juga sering terlibat konflik dengan kepemimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tan Malaka menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia, dan secara tak henti-hentinya terancam dengan penahanan oleh penguasa Belanda dan sekutu-sekutu mereka. Walaupun secara jelas disingkirkan, Tan Malaka dapat memainkan peran intelektual penting dalam membangun jaringan gerakan komunis internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara. Ia dinyatakan sebagai "Pahlawan revolusi nasional" melalui ketetapan parlemen dalam sebuah undang-undang tahun 1963.

Riwayat
  • Saat berumur 16 tahun, 1912, Tan Malaka dikirim ke Belanda.
  • Tahun 1919 ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai guru disebuah perkebunan di Deli. Ketimpangan sosial yang dilihatnya di lingkungan perkebunan, antara kaum buruh dan tuan tanah menimbulkan semangat radikal pada diri Tan Malaka muda.
  • Tahun 1921, ia pergi ke Semarang dan bertemu dengan Semaun dan mulai terjun ke kancah politik
  • Saat kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka diangkat sebagai pimpinan partai.
  • Januari 1922 ia ditangkap dan dibuang ke Kupang.
  • Pada Maret 1922 Tan Malaka diusir dari Indonesia dan mengembara ke Berlin, Moskwa dan Belanda.
Perjuangan

Tan Malaka juga seorang pendiri partai Murba, berasal dari Sarekat Islam (SI) Jakarta dan Semarang. Ia dibesarkan dalam suasana semangatnya gerakan modernis Islam Kaoem Moeda di Sumatera Barat.

Tokoh ini diduga kuat sebagai orang di belakang peristiwa penculikan Sutan Sjahrir bulan Juni 1946 oleh "sekelompok orang tak dikenal" di Surakarta sebagai akibat perbedaan pandangan perjuangan dalam menghadapi Belanda.

Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.

Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan alasan pertama: memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua, memberikan kebebasan kepada murid untuk mengikuti kegemaran mereka dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan; ketiga, untuk memperbaiki nasib kaum miskin. Untuk mendirikan sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga sekolah itu semakin lama semakin besar.

Perjuangan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh.

Seperti dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.

Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskwa diikuti oleh kaum komunis dunia. Dengan demikian tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih berat dari keanggotaannya di PKI.

Sebagai seorang pemimpin yang masih sangat muda ia meletakkan tanggung jawab yang sangat berat pada pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan PKI, Sardjono-Alimin-Musso.

Pemberontakan 1926 yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang berakibat bunuh diri bagi perjuangan nasional rakyat Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan 1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan kecil di beberapa daerah di Indonesia. Maka dengan mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda dapat mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik ditangkap dan ditahan. Ada yang disiksa, ada yang dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Jaya. Peristiwa ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menangkap, menahan dan membuang setiap orang yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka perjaungan nasional mendapat pukulan yang sangat berat dan mengalami kemunduran besar serta lumpuh selama bertahun-tahun.

Tan Malaka yang berada di luar negeri pada waktu itu, berkumpul dengan beberapa temannya di Bangkok. Di ibu kota Thailand itu, bersama Soebakat dan Djamaludddin Tamin, Juni 1927 Tan Malaka memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia (PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis "Menuju Republik Indonesia". Itu ditunjukkan kepada para pejuang intelektual di Indonesia dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon, Hong Kong, April 1925.

Prof. Mohammad Yamin, dalam karya tulisnya "Tan Malaka Bapak Republik Indonesia" memberi komentar: "Tak ubahnya daripada Jefferson Washington merancangkan Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaannya tercapai atau Rizal Bonifacio meramalkan Philippina sebelum revolusi Philippina pecah…."

Peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka dikeluarkan begitu saja dari penjara akibat peristiwa itu.

Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi Republik Indonesia akibat Perjanjian Linggajati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil diplomasi Sutan Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, Tan Malaka merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta.

Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap juga dari penuturan Harry A. Poeze, seorang Sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa Tan Malaka ditembak mati pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya[1].

Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV, Harry A Poeze kembali merilis hasil penelitiannya, bahwa Tan Malaka ditembak pasukan TNI di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri pada 21 Februari 1949.

Namun berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno 28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan Nasional.

Harry Poeze telah menemukan lokasi tewasnya Tan Malaka di Jawa Timur berdasarkan serangkaian wawancara yang dilakukan pada periode 1986 sampai dengan 2005 dengan para pelaku sejarah yang berada bersama-sama dengan Tan Malaka tahun 1949. Dengan dukungan dari keluarga dan lembaga pendukung Tan Malaka, sedang dijajaki kerja sama dengan Departemen Sosial Republik Indonesia untuk memindahkan kuburannya ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Tentu untuk ini perlu tes DNA, misalnya. Tetapi, Depsos dan Pemerintah Provinsi Jatim harus segera melakukannya sebelum masyarakat setempat secara sporadis menggali dan mungkin menemukan tulang belulang kambing yang bisa diklaim sebagai kerangka jenazah sang pahlawan nasional.

Tidak kurang dari 500 kilometer jarak ditempuh ribuan orang selama dua bulan dari Madiun ke arah Pacitan, lalu ke Utara, sebelum akhirnya mereka, antara lain Amir Sjarifuddin, ditangkap di wilayah perbatasan yang dikuasai tentara Belanda. Ia juga menemukan arsip menarik tentang Soeharto. Selama ini sudah diketahui bahwa Soeharto datang ke Madiun sebelum meletus pemberontakan. Soemarsono berpesan kepadanya bahwa kota itu aman dan agar pesan itu disampaikan kepada pemerintah. Poeze menemukan sebuah arsip menarik di Arsip Nasional RI bahwa Soeharto pernah menulis kepada ”Paduka Tuan” Kolonel Djokosoejono, komandan tentara kiri, agar beliau datang ke Yogya dan menyelesaikan persoalan ini. Soeharto menulis ”saya menjamin keselamatan Pak Djoko”. Dokumen ini menarik karena ternyata Soeharto mengambil inisiatif sendiri sebagai penengah dalam peristiwa Madiun. Harry Poeze telah menemukan lokasi tewasnya Tan Malaka di Jawa Timur. Lokasi tempat Tan Malaka disergap dan kemudian ditembak adalah Dusun Tunggul, Desa Selopanggung, di kaki Gunung Wilis.


Madilog

Madilog merupakan istilah baru dalam cara berpikir, dengan menghubungkan ilmu bukti serta mengembangkan dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan urat kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme yang pokok dan pertama adalah budi (mind), kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme menganggap alam, benda dan realita nyata obyektif sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama.

Bagi Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang pokok dan pertama adalah bukti, walau belum dapat diterangkan secara rasional dan logika tapi jika fakta sebagai landasan ilmu bukti itu ada secara konkrit, sekalipun ilmu pengetahuan secara rasional belum dapat menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana.

Semua karya Tan Malaka dan permasalahannya didasari oleh kondisi Indonesia. Terutama rakyat Indonesia, situasi dan kondisi nusantara serta kebudayaan, sejarah lalu diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalahnya. Cara tradisi nyata bangsa Indonesia dengan latar belakang sejarahnya bukanlah cara berpikir yang teoritis dan untuk mencapai Republik Indonesia sudah dia cetuskan sejak tahun 1925 lewat Naar de Republiek Indonesia.

Jika membaca karya-karya Tan Malaka yang meliputi semua bidang kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan sampai kemiliteran (Gerpolek-Gerilya-Politik dan Ekonomi, 1948), maka akan ditemukan benang putih keilmiahan dan ke-Indonesia-an serta benang merah kemandirian, sikap konsisten yang jelas dalam gagasan-gagasan serta perjuangannya.



Ref : http://voiceofsubaltern.blogspot.com/2007/09/biografi-almarhum-tan-malaka-1894-1949.html
http://purwoko.staff.ugm.ac.id/web/?p=60
http://id.wikipedia.org/wiki/Tan_Malaka

Malaikat Tanpa Sayap [2012] - Film Indonesia


"Namun tak kau lihat lihat terkadang malaikat, tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan..."

Ada sesuatu tentang permainan takdir . Semenjak bisnis sang Ayah (Surya Saputra) bangkrut, Vino (Adipati Dolken) diharuskan keluar dari kotak rasa nyaman. Hidup pun serba tak mudah sejak saat itu. Mulai ancaman dikeluarkan dari sekolah, keegoisan sang Ibu (Kinaryosih) yang tak mau terus-terusan hidup miskin sampai masa depan Wina (Geccha Qheagaveta), adiknya, yang jika tak segera ditolong, akan memiliki satu kaki seumur hidup.

Ditengah kegalauan itu dan sosok Ayah yang tak bisa diandalkan, seorang Calo organ tubuh (Agus Kuncoro) menawarkan pilihan pada Vino. Pilihan yang dianggapnya mudah jika saja kemudian dia tak bertemu dengan Mura (Maudy Ayunda). Pertemuan yang membuat Vino gamang pada tekad awal. Sayangnya, kemudian Vino sadar tak ada pilihan untuk lari. Atau untuk sekadar bernapas sejenak.

Firstly, gue sempat antipati sama karya terbaru Rako Prijanto kali ini. Setelah menghadirkan komedi-komedi sampah yang plotnya hasil mix and match film asing. Hampir tak ada harapan bagi gue untuk percaya atau memilih menghamburkan uang demi tontonan tidak bermutu. Sayangnya kali ini gue salah. Karena Malaikat Tanpa Sayap hadir dengan begitu elegan ditengah ritme seragam yang terus menerus meneror bioskop tanpa pencapaian berarti.

Dibalik ranah klise tentang drama kematian, Malaikat Tanpa Sayap mencuat sebagai film yang terbilang memenuhi elemen-elemen drama secara utuh; kedalaman cerita, karakterisasi yang jelas, akting rupawan dari ensemble cast-nya, sajian gambar menarik dan tentu saja unsur mellow yang disajikan apa adanya. Jauh dari kesan lebay, tangisan tidak pada tempatnya dan segala sesuatu yang memaksa kita untuk terenyuh. Karena unsur tersebut disajikan secara natural, tidak mendayu-dayu dan memaksa penonton.

Well, inilah Rako Prijanto yang dulu gue kenal lewat Ada Apa Dengan Cinta? sebagai penata skrip. Yang kemudian berani debut sutradara lewat Ungu Violet dengan hasil lumayan meski plotnya menyedihkan. Dan berani menyajikan kisah cinta unik lewat Merah Itu Cinta. Nggak salah kalo dia bilang “Malaikat Tanpa Sayap film yang gue banget” karena film ini memang sangat Rako. Rako yang dulu. Rako yang selalu menyelipkan quote di film-filmnya. Ditangan Rako film ini memiliki nyawa dan berbeda. Terutama dengan pemilihan pemain yang benar-benar tepat.

Unfortunately, masih ada beberapa hal yang cukup mengganggu. Seperti sempalan twist yang terlihat tak alami dan maksa. Juga kesalahan fatal yang membuat elemen surprise hilang bahkan sejak pertama kali durasi di buka. Oh please…

Sayangnya gue harus maklum. Rako berusaha serius saja sudah lebih dari cukup. Soundtrack ciptaan Dewi Lestari pas banget sama film ini. Dan Maudy Ayunda juga cantik. “Embun gak perlu warna untuk membuat daun jatuh cinta. Sama kayak aku, aku nggak punya alasan buat nggak jatuh cinta sama kamu, Maudy. Dan kalo ngomongin masa depan, kamu harus janji dulu sama aku kalo kamu bakal ngejalaninya sama aku... ”

Resep Burger Mini

Sesuai request anak anak hari ini aku bikin burger. Udah lama siiiiih mereka mintanya. Tapi baru sempat bikin rotinya kemarin dan bikin daging burgernya hari ini. Resep burger mini udah aku pernah posting sebelumnya. Cuman kali ini adonan dagingnya aku kasih potongan daun bawang. Tambah wangi deh...asli enak.Saking doyannya, burger sama nasi tuk sarapan, roti burger tuk bekal, eeeh pulang

Resep Bolu Gulung Blueberry

Hari ini aku bikin bolu gulung isi selai blueberry. Selaiku masih banyak sekali, kemaren waktu mama datang aku dibawakan sekilo. Nah, aku kan bukan bakul kue jadi nggak bikin bolu gulung sering-sering. Jadi masih sisa banyak niy. Takut kelupaan nanti lama-lama kadaluarsa.Kali ini aku pake resep lapis surabaya. Aku permanis dengan tambahan totol totol love dari adonan cokelat, biar agak gaya dikit

Thursday, February 7, 2013

Biografi Prof. Ir. R.M. Sedyatmo - Penemu Pondasi Cakar Ayam

Biografi Prof. Ir. R.M. SedyatmoProf. Ir. R.M. Sedyatmo lahir di Karanganyar, Jawa Tengah pada tahun 1909 beliau adalah seorang insinyur Indonesia. Sedyatmo yang sering dijuluki "Si Kancil" karena terkenal karena banyak akalnya menempuh pendidikan di Technische Hogescholl (THS) (sekarang ITB) Bandung. Selesai dari THS pada 1934, Sedyatmo bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah. Sedyatmo dikenal sebagai penemu "Pondasi Cakar Ayam" pada tahun 1962. Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya, landasan bandara Polonia, Medan, dan landasan bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di luar negeri.


Pondasi cakar ayam terdiri dan plat beton bertulang dengan ketebalan 10-15 cm, tergantung dari jenis konstruksi dan keadaan tanah di bawahnya. Di bawah plat beton dibuat sumuran pipa-pipa dengan jarak sumbu antara 2-3 m. Diameter pipa 1,20 m, tebal 8 cm, dan panjangnya tergantung dari beban di atas plat serta kondisi tanahnya. Untuk pipa dipakai tulangan tunggal, sedangkan untuk plat dipakai tulangan ganda

Sistem pondàsi cakar ayam sangat sederhana, hingga cocok sekali diterapkan di daerah dimana peralatan modern dan tenaga ahli sukar didapat. Sampai batas-batas tertentu, sistern ini dapat menggantikan pondasi tiang pancang. Untuk gedung berlantai 3-4 misalnya, sistem cakar ayam biayanya akan sama dengan pondasi tiang pancang 12 meter.

konstruksi pondasi cakar ayam
Namun, Sedyatmo bukanlah ilmuwan yang haus akan penghargaan. Sikap rendah hati dan dedikasinya yang tinggi terhadap bangsa menjadi spirit bagi ciptaannya. Dan uniknya, Sedyatmo selalu menekankan pentingnya intuisi dan pengamatan terhadap alam semesta. Karya cakar ayamnya merupakan bukti bagaimana ciptaannya terilhami oleh akar pohon kelapa.

Beberapa karya Sedyatmo lainnya yang terkenal adalah pompa hidrolis, bendungan Jatiluhur, dan bahkan jembatan Suramadu dibangun berdasarkan konsep awal Sedyatmo. Tak heran, kontribusinya yang luar biasa bagi pengetahuan teknik, menobatkan Sedyatmo meraih sejumlah penghargaan internasional.

Nama Sedyatmo kemudian diabadikan sebagai nama jalan bebas hambatan dari Jakarta menuju bandara Soekarno-Hatta. Profesor Sedyatmo meninggal dunia di usia 75 tahun pada 1984 dan dimakamkan di Karanganyar. Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Kelas I kepada Sedyatmo atas jasa-jasanya.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Sedyatmo
- http://unik-asik-aneh.blogspot.com/2012/02/pernah-lihat-ini-ga-kalau-pulang-dari.html

Kumpulan Biografi Tokoh Terkenal dan Tokoh Indonesia Lengkap www.youshie.net

Biografi Tjokorda Raka Sukawati - Penemu Jalan Layang

Tjokorda Raka Sukawati Ir. Tjokorda Raka Sukawati lahir di Ubud, Bali pada 3 Mei 1931 adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu atau jalan layang, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya, Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996. Beliau meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan.

Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat dipraktekkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktekkan, beliau yang menganut agama Hindu yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun.

Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi beliau, entah dari mana saat itu beliau menetapkan angka wangsit itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur Amerika Serikat yang mengerjakan jalan layang di Seattle begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan angka wangsit tadi.

Di ujung kariernya di PT. Hutama Karya, Tjokorda terseret persoalan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang menimpa perusahaan konstruksi itu. Tjokorda harus berurusan dengan masalah commercial paper, hal yang asing bagi seorang insinyur seperti dirinya. Ia sempat berurusan dengan pengadilan. Kasus ini terkuat menyusul krisis finansial Asia yang membuat banyak perusahaan konstruksi terkena masalah.

sosrobahu
metode sosrobahuflyover sosrobahu
Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana, telah pensiun dari PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Kini beliau tinggal di kampung halamannya di Ubud, Bali dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.

Referensi :

- http://sutrawidanta.wordpress.com/2010/07/13/tjokorda-raka-sukawati/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Tjokorda_Raka_Sukawati
Kumpulan Biografi Tokoh Terkenal dan Tokoh Indonesia Lengkap www.youshie.net

Jus Semangka Campursari - Resep Makanan, Kue dan Minuman

Jus Semangka Campursari Bahan :- Semangka tanpa biji 100 gram, ambil dagingnya -- Stroberi 4 buah, belah 2 bagian -- Jus sankis 1 buah, ambil airnya -- Madu 4 sdm -- Es batu secukupnya -Cara membuat :1. Masukkan semua bahan dalam blender, haluskan.2. Tuang dalam gelas saji.3. Sajikan.Untuk 2 gelasKoki - Edisi 00189 - 25 November - 08 Desember 2010

Jus Melon Lengkeng - Resep Makanan, Kue dan Minuman

Jus Melon LengkengBahan :- Melon 100 gram, potong-potong -- Kelengkeng 100 gram, buang bijinya -- Air jeruk lemon 2 sdm -- Madu 4 sdm -- Es batu secukupnya, serut -Cara membuat :1. Masukkan melon dan kelengkeng dalam blender.2. Tambahkan air jeruk, madu dan es batu, haluskan.3. Tuang dalam gelas saji, sajikan.Untuk 2 gelasKoki - Edisi 00189 - 25 November - 08 Desember 2010

Landak Isi Coklat - Resep Makanan, Kue dan Minuman

Landak Isi Coklat Bahan :- Tepung terigu protein tinggi 500 gram -- Gula pasir 75 gram -- Garam 1/4 sdt -- Susu cair 250 ml -- Ragi instan 1 bungkus (11 gram) -- Margarin 50 gram -- Kuning telur 4 butir, kocok lepas -- Coklat masak pekat 200 gram -- Minyak goreng 500 ml -Cara membuat :1. Campur semua bahan kering, aduk. Buat lubang di tengahnya. Masukkan kuning telur fi tengahnya. Campur garam

Kentang Abon Keju - Resep Makanan, Kue dan Minuman

Kentang Abon KejuBahan :- Kentang 500 gram, goreng -- Bawang putih goreng 1 sdm, haluskan -- Garam secukupnya -- Telur ayam 2 butir, kocok lepas -- Abon ayam 50 gram -- Minyak goreng 500 ml -- Mayones 100 gram -- Keju cheddar 10 gram, parut -- Keju lembaran 1 lembar -- Nori secukupnya, bentuk bulat -- Saus tomat 2 sdm -Cara membuat :1. Haluskan kentang, tambahkan bawang putih dan garam. Aduk rata

Biografi Daniel Gabriel Fahrenheit - Penemu Tempratur Fahrenheit

Biografi Daniel Gabriel Fahrenheit Daniel Gabriel Fahrenheit lahir 24 Mei 1686 adalah seorang fisikawan Jerman. Fahrenheit lahir di Danzig, Polandia, sebagai anak tertua dari lima bersaudara. Ayahnya adalah pedagang yang membawa keluarganya hidup berpindah-pindah ke beberapa kota Hansa di Eropa untuk mengejar kekayaan. Kedua orang tua Fahrenheit meninggal secara tiba-tiba karena memakan jamur beracun ketika dia berumur 16 tahun. Sejak saat itu, dia meninggalkan pendidikannya dan bekerja pada perusahaan perdagangan di Amsterdam. Di waktu luangnya, Fahrenheit terus bereksperimen. Pekerjaannya membawa Fahrenheit berkeliling Eropa dan berkenalan dengan tokoh akademis ternama seperti Gottfried Leibenz dan Christian Wolff. Pada tahun 1718, dia berhenti dari pekerjaanya dan mengajar di Amsterdam. Dia menemukan pertama kali skema Fahrenheit pada tahun 1724.

pada 1720, setelah melakukan berbagai penelitian. Dia menemukan bahwa pengangguran air raksa dalam pembuatan alat pengukuran suhu akan menjamin keakuratan. Derajat suhu yang digunakan dalam thermometer tersebut kemudian diberi nama “Fahrenheit”, sesuai nama penemuannya. Fahrenheit meninggal dunia pada 1736.

Ada beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya. Ada yang menyatakan bahawa Fahrenheit menentukan titik nol (0 derajat Fahrenheit) dan 100 derajat F pada skala temperaturnya dengan cara mencatat temperature di luar terendah yang dapat diukur dan temperature badanya sendiri. Temperature di luar terendah dia jadikan titik nol yang diukur pada saat musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung halamannya, Gdansk (danzig) (-17,8 derajat Celcius).

Fahrenheit ingin menghindari suhu negatif yang mana skala Ole Ramer sering menunjukkan temperature negative dalam penggunaan sehari-hari. Fahrenheit, memutuskan bahwa suhu tubuhnya dalah 100 derajat F. suhu tubuh normal adalah mendekati 98,6 derajat F, berarti Fahrenheit saat itu sedang demam ketika eksperimen atau termometernya tidak akurat.

Ada pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 derajat F) pada skalanya sebagai suhu yang mana campuran yang sama antara es dan garam melebur 96 derajat sebagai temperatur darahnya (dia pada awalnya menggunakan darah kuda untuk menandakan skalanya). Skalanya terdiri atas 12 divisi, tetapi kemudian dia membagi masing-masing divisi menjadi 8 subdivisi sama besar, dan mengahsilkan skala 96 derajat. Dia menemukan bahwa air (tanpa campuran apapun) akan membeku pada suhu 32 derajat dan mendidih pada suhu 212 derajat.

Pendapat ketiga adalah cerita yang paling dikenal, seperti yang digambarkan pada serial televisi fisika popular The Mechanical Universe. Serial itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi skala Ramer yang mana air membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4 untuk mengeliminsai pacahan serta menigkatkan granularity dari skala tersebut (menghasilkan 30 dan 240 derajat).

Kemudian, dia kembali menentukan skalanya di antara titik beku air dan temperature normal tubuh manusia (ia mengambil 96 derajat); titik beku air ditentukan 32 derjat sehingga ada 64 interval akan membagi dua sehingga dia dapat menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali. Pengukurannya tidak semuanya akurat. Dengan menggunakan skala awalnya, titik beku dan titik didih air yang sebernarnya akan berbeda dengan 32 derajat F dan 212 derajat F.

Beberapa waktu setelah kematian Fahrenheit, diputuskan untuk kembali menandakan skalanya dengan 32 derjat F dan 212 derajat F sebagai titik beku dan titik didih air murni yang benar. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan menggunakan rumus sederhana. Perubahan ini juga menjelaskan mengapa temperature tubuh pernah sekali ditentukan 96 atau 100 derajat F oleh Fahrenheit sekarang ditentukan 98,6 derajat F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 derajat F akan lebih akurat.

Termometer FahrenheitKisah keempat adalah cerita yang tidak begitu dikenal mengenai asal muasal skala Fahrenheit. Diceritakan bahwa skala ini ditentukan Fahrenheit sendiri yang menjadi anggota organisasi persaudaraan Freemasonry. Dalam organisasi terebut, ada 32 tingkat penerangan, 32 menjadi yang tertinggi. Penggunaan kata degree (derajat atau tingkatan) sendiri dikatakan diambil dari tingkatan dalam organisasi tersebut. Ini mungkin suat kebetulan, tapi tidak ada bukti yang menunjukkan kebenaran hal tersebut.

Versi kelima menceritakan bahwa Fahrenheit menentukan 0 derajat berdasarkan temperature manusia akan mati beku karena kedinginan 100 derajat adalah temperature manusia akan mati karena panas. Untuk alasan itu , 0 sampai 100 menunjukkan tentang manusia dapat hidup. Sementara itu, versi keenam menceritakan bahwa Fahrenheit menandai titik beku air, temperature normal tubuh manusia, dan titik didih air. Dia kemudian membagi rentang antara titik beku air dan titik didih air menjadi 180 derajat. Mengatur temperature normal tubuh manusia sebagai 100 derajat membuat FP dan BP menjadi 32 dan 212 berturut-turut. Daniel Gabriel Fahrenheit meninggal 16 September 1736 pada umur 50 tahun.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Gabriel_Fahrenheit
- http://info-biografi.blogspot.com/2010/05/biografi-daniel-gabriel-fahrenheit.html

Kumpulan Biografi Tokoh Terkenal dan Tokoh Indonesia Lengkap www.youshie.net

Biografi Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.

Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian demi kepentingan bangsanya. Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.


Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.


Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.


Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913. Alasan penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

Kemudian setelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum Indische Partij ia pun ikut membentuk Komite Bumipoetra pada November 1913. Komite itu sekaligus sebagai komite tandingan dari Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda. Komite Boemipoetra itu melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.

Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker itu antara lain berbunyi:

"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu.

Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun".

Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa hukuman internering (hukum buang) yaitu sebuah hukuman dengan menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk bertempat tinggal. Ia pun dihukum buang ke Pulau Bangka.

Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo merasakan rekan seperjuangan diperlakukan tidak adil. Mereka pun menerbitkan tulisan yang bernada membela Soewardi. Tetapi pihak Belanda menganggap tulisan itu menghasut rakyat untuk memusuhi dan memberontak pada pemerinah kolonial. Akibatnya keduanya juga terkena hukuman internering. Douwes Dekker dibuang di Kupang dan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.

Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana mereka bisa memperlajari banyak hal dari pada didaerah terpencil. Akhirnya mereka diijinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman.

Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berhasil memperoleh Europeesche Akte.
Kemudian ia kembali ke tanah air di tahun 1918. Di tanah air ia mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan.

Setelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan seperjuangannya, ia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina Taman Siswa. Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut.

Di tengah keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Tamansiswa, ia juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Tulisannya berjumlah ratusan buah. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

Sementara itu, pada zaman Pendudukan Jepang, kegiatan di bidang politik dan pendidikan tetap dilanjutkan. Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di samping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur.

Setelah zaman kemedekaan, Ki hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1957.

Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.

Kemudian oleh pihak penerus perguruan Taman Siswa, didirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Dalam museum ini terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar sebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.

Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.

Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan).

Ref :http://www.eramuslim.net/?buka=show_biografi&id=18

Resep Roti Garenteng dan Roti Bakar Selai Kaya

Roti garenteng adalah istilah untuk roti tawar yang dipanggang hingga kering. Sebenarnya mirip mirip dengan bagelen dari Jawa. Bedanya kalo roti bagelen dibuat dengan bentuk bulat kayak burger mini dan khusus tuk dibikin bagelen. Sedangkan kalo roti garenteng menggunakan roti tawar sisa atau yang sudah beberapa hari kemudian dioles margarin dan ditabur gula pasir kasar dan dipanggang dengan api

Wednesday, February 6, 2013

Resep Cake Balls (bola cake cokelat)

Nyum...nyum...nyum...really yummy till the last bite. Supeeeer enak. Secara kuenya memang dah moist ya...ditambah dengan campuran dark chocolate leleh dan sedikit susu kental manis wuiiiih... Anak-anak juga gak tau kalo itu dibikin dari sisa kue fondant coklat kemarin. Dikirain cokelat ajaaa...Menurutku ini cara yang paling bijak memanfaatkan sisa kue. Well sebenarnya bukan sisa sih,...memang

Resep Liebster Blog Award

Thanks to Vivian Pang Kitchen for passing this award to me. What a beautiful surprise. I really really appreciate it ^^ Liebster is German and translates to the English word “dearest”or” favorite”. It’s meant for up-and-coming blogs with less than "200 followers". Here are the rules:* Thanks your Liebster Blog Award presenter

Biografi Joko Widodo - Jokowi

Joko Widodo (Jokowi)Biasa dikenal rakyat sebagai Jokowi, Ia merupakan salah satu sosok penting berkembang pesatnya kota Solo sebagai Spirit of Java, Brand kota Solo. Sosok pemimpin yang merakyat tak heran bila ia dua kali menjabat sebagai walikota solo dan sangat dihormati oleh warga solo sebagai walikota. Ia terpilih oleh majalah Tempo sebagai 10 orang pemimpin terbaik di Indonesia, dan memang penghargaan yang saat pantas ia terima, dan dinobatkan pula sebagai walikota Teladan nomor satu di Indonesia oleh pemerintah karena usahanya dalam mengembangkan kota Solo. Merupakan seorang yang pro Rakyat dan anti investasi, ia lebih mementingkan usaha rakyat dan mengembangkan pasar pasar tradisional yang merupakan aset kota Solo.

Biografi dan Perjalanan hidup Jokowi.
Ir. Joko Widodo lahir di Surakarta, 21 Juni 1961, lebih dikenal dengan nama julukan Jokowi, adalah walikota Kota Surakarta (Solo) untuk dua kali masa bhakti 2005-2015. Wakil walikotanya adalah F.X. Hadi Rudyatmo. Ia dicalonkan oleh PDI-P. Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai walikota, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini; bahkan hingga saat ia terpilih. Namun setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.

Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman.

Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran. Oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008"

Keberhasilan Jokowi menata kota solo di mulai dari merelokasi pedagang barang bekas di taman banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya.

Jokowi
Beberapa hal yang mungkin Anda perlu tahu tentang Joko Widodo, Walikota Solo
  • Dua kali terpilih menjadi Walikota Solo dengan perolehan suara pada periode kedua lebih dari 90%
  • Beliau tidak pernah mengambil gajinya sebagai walikota (berkisar Beliau sebenarnya tidak antusias (tidakàsekitar +/- 7-8 juta rupiah) menginginkan membicarakan masalah ini, mem-blow up masalah ini).
  • Beliau setiap hari hanya duduk dikantor +/- 2-3 jam, selebihnya terjun langsung ke lapangan, sidak, dll.
  • Beliau adalah seorang yang pro rakyat; pro pasar, pro pengusaha (kecil), namun bukan seorang yang anti investasi dan pengusaha-pengusaha. Beliau sangat selektif mengurusi masalah pembangunan (apalagi menyangkut kehidupan rakyat nya).
  • Beliau menggunakan mobil dinas pribadi nya yang sudah 10 tahun belakangan dari walikota sebelumnya belum pernah diganti (menurut cerita pernah beberapa kali mogok, namun tidak lantas sampai mengganggu aktivitasnya).
  • Beliau adalah seorang pemimpin yang tegas, terbukti beberapa perangkat dibawahnya yang tidak mengikuti “cara” beliau, akan segera ditinggal oleh nya.

Sebenarnya masih banyak sekali hal-hal yang yang di lakukan dari Jokowi untuk rakyatnya. Nah pemimpin inilah yang yang di perlukan di seluruh indonesia. Cerita kepemimpinannya dan kesederhanaannya mengingatkan saya dengan biografi Mahmoud Ahmadinejjad yang merupakan salah satu pemimpin teladan yang membawa kemajuan bagi rakyat Iran sama seperti Pak Jokowi. berikut ini sedikit profil dari jokowi

Joko Widodo dan mobil esemka
Jokowi itu pemberian nama dari buyer saya dari Prancis,” begitu kata Wali Kota Solo, Joko Widodo, saat ditanya dari mana muncul nama Jokowi. Kata dia, begitu banyak nama dengan nama depan Joko yang jadi eksportir mebel kayu. Pembeli dari luar bingung untuk membedakan, Joko yang ini apa Joko yang itu. Makanya, dia terus diberi nama khusus, ‘Jokowi’. Panggilan itu kemudian melekat sampai sekarang. Di kartu nama yang dia berikan tertulis, Jokowi, Wali Kota Solo. Belakangan dia mengecek, di Solo yang namanya persis Joko Widodo ada 16 orang.

Saat ini, Jokowi menjabat untuk periode kedua. Kemenangan mutlak diperoleh saat pemilihan wali kota tahun lalu. Nama Jokowi kini tidak hanya populer, tapi kepribadiannya juga disukai masyarakat. Setidaknya, ketika pergi ke pasar-pasar, para pedagang beramai-ramai memanggilnya, atau paling tidak berbisik pada orang sebelahnya, “Eh..itu Pak Joko.”

Bagaimana ceritanya sehingga dia bisa dicintai masyarakat Solo? Kebijakan apa saja yang telah membuat rakyatnya senang? Mengapa pula dia harus menginjak pegawainya? Berikut wawancara wartawan Republika, Ditto Pappilanda, dengan Jokowi dalam kebersamaannya sepanjang setengah hari di seputaran Solo.


Wawancara dengan Walikota Joko Widodo

Joko Widodo bersama rakyat
Sikap apa yang Anda bawa dalam menjalankan karier sebagai birokrat?
Secara prinsip, saya hanya bekerja untuk rakyat. Hanya itu, simpel. Saya enggak berpikir macam-macam, wong enggak bisa apa-apa. Mau dinilai tidak baik, silakan, mau dinilai baik, ya silakan. Saya kan tugasnya hanya bekerja. Enggak ada kemauan macam-macam. Enggak punya target apa-apa. Bekerja. Begitu saja.

Bener, saya tidak muluk-muluk dan sebenarnya yang kita jalankan pun semua orang bisa ngerjain. Hanya, mau enggak. Punya niat enggak. Itu saja. Enggak usah tinggi-tinggi. Sederhana sekali.

Contoh, lima tahun yang lalu, pelayanan KTP kita di kecamatan semrawut. KTP bisa dua minggu, bisa tiga minggu selesai. Tidak ada waktu yang jelas. Bergantung pada yang meminta, seminggu bisa, dua minggu bisa. Tapi, dengan memperbaiki sistem, apa pun akan bisa berubah. Menyiapkan sistem, kemudian melaksanakan sistem itu, dan kalau ada yang enggak mau melaksanakan sistem, ya, saya injak.

Awalnya reaksi internal bagaimana?
Ya biasa, resistensi setahun di depan, tapi setelah itu, ya, biasa saja. Semuanya kalau sudah biasa, ya semuanya senang. Ya, kita mengerti itu masalah kue, ternyata ya juga bisa dilakukan.

Untuk mengubah sistem proses KTP itu, tiga lurah saya copot, satu camat saya copot. Saat itu, ketika rapat diikuti 51 lurah, ada tiga lurah yang kelihatan tidak niat. Enggak mungkin satu jam, pak, paling tiga hari, kata mereka. Besoknya lurah itu tidak menjabat. Kalau saya, gitu saja. Rapat lima camat lagi, ada satu camat, sulit pak, karena harus entri data. Wah ini sama, lah. Ya, sudah.

Nyatanya, setelah mereka hilang, sistemnya bisa jalan. Seluruh kecamatan sekarang sudah seperti bank. Tidak ada lagi sekat antara masyarakat dan pegawai, terbuka semua. Satu jam juga sudah jadi. Rupiah yang harus dibayar sesuai perda, Rp 5.000.

Anda juga punya pengalaman menarik dalam penanganan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kemudian banyak menjadi rujukan?
Iya. Sekarang banyak daerah-daerah ke sini, mau mengubah mindset. Oh ternyata penanganan (PKL) bisa tanpa berantem. Memang tidak mudah. Pengalaman kami waktu itu adalah memindahkan PKL di Kecamatan Banjarsari yang sudah dijadikan tempat jualan bahkan juga tempat tinggal selama lebih dari 20 tahun. Kawasan itu sebetulnya kawasan elite, tapi karena menjadi tempat dagang sekaligus tempat tinggal, yang terlihat adalah kekumuhan.

Lima tahun yang lalu, mereka saya undang makan di sini (ruang rapat rumah dinas wali kota). Saya ajak makan siang, saya ajak makan malam. Saya ajak bicara. Sampai 54 kali, saya ajak makan siang, makan malam, seperti ini. Tujuh bulan seperti ini. Akhirnya, mereka mau pindah. Enggak usah di-gebukin.

Mengapa butuh tujuh bulan, mengapa tidak di tiga bulan pertama?
Kita melihat-melihat angin, lah. Kalau Anda lihat, pertama kali mereka saya ajak ke sini, mereka semuanya langsung pasang spanduk. Pokoknya kalau dipindah, akan berjuang sampai titik darah penghabisan, nyiapin bambu runcing. Bahkan, ada yang mengancam membakar balai kota.

Situasi panas itu sampai pertemuan ke berapa?
Masih sampai pertemuan ke-30. Pertemuan 30-50 baru kita berbicara. Mereka butuh apa, mereka ingin apa, mereka khawatir mengenai apa. Dulu, mereka minta sembilan trayek angkot untuk menuju wilayah baru. Kita beri tiga angkutan umum. Jalannya yang sempit, kita perlebar.

Yang sulit itu, mereka meminta jaminan omzet di tempat yang baru sama seperti di tempat yang lama. Wah, bagaimana wali kota disuruh menjamin seperti itu. Jawaban saya, rezeki yang atur di atas, tapi nanti selama empat bulan akan saya iklankan di televisi lokal, di koran lokal, saya pasang spanduk di seluruh penjuru kota. Akhirnya, mereka mau pindah.

Pindahnya mereka saya siapkan 45 truk, saya tunggui dua hari, mereka pindah sendiri-sendiri. Pindahnya mereka dari tempat lama ke tempat baru saya kirab dengan prajurit keraton. Ini yang enggak ada di dunia mana pun. Mereka bawa tumpeng satu per satu sebagai simbol kemakmuran. Artinya, pindahnya senang. Tempat yang lama sudah jadi ruang terbuka hijau kembali.

Omzetnya di tempat yang baru?
Bisa empat kali. Bisa tanya ke sana, jangan tanya saya. Tapi, ya kira-kira ada yang sepuluh kali, ada yang empat kali. Rata-rata empat kali. Ada yang sebulan Rp 300 juta. Itu sudah bukan PKL lagi, geleng-geleng saya.

Bagaimana dengan PKL yang lain?
Setelah yang eks-PKL Banjarsari pindah, tidak sulit meyakinkan yang lain. Cukup pertemuan tiga sampai tujuh kali pertemuan selesai. Sampai saat ini, kita sudah pindahkan 23 titik PKL, tidak ada masalah.

Lha yang repot sekarang ini malah pedagang PKL itu minta direlokasi. Kita yang nggak punya duit. Sampai sekarang ini, masih 38 persen PKL yang belum direlokasi. Jadi, kalau masih melihat PKL di jalan atau trotoar, itu bagian dari 38 persen tadi.

Tampaknya, pemberdayaan pasar menjadi perhatian Anda?
Oiya. Kita sudah merenovasi 34 pasar dan membangun pasar yang baru di tujuh lokasi. Jika dikelola dengan baik, pasar ini mendatangkan pendapatan daerah yang besar.

Dulu, ketika saya masuk, pendapatan dari pasar hanya Rp 7,8 miliar, sekarang Rp 19,2 miliar. Hotel hanya Rp 10 miliar, restoran Rp 5 miliar, parkir Rp 1,8 miliar, advertising Rp 4 miliar. Hasil Rp 19,2 miliar itu hanya dari retribusi harian Rp 2.600. Pedagangnya banyak sekali, kok. Ini yang harus dilihat. Asal manajemennya bagus, enggak rugi kita bangun-bangun pasar. Masyarakat-pedagang terlayani, kita dapat income seperti itu.

Sementara kalau mal, enggak tahu saya, paling bayar IMB saja, kita mau tarik apa? Makanya, mal juga kita batasi. Begitu juga hypermarket kita batasi. Bahkan, minimarket juga saya stop izinnya. Rencananya dulu akan ada 60-80 yang buka, tapi tidak saya izinkan. Sekarang hanya ada belasan.

Tapi, sepertinya Pasar Klewer belum tersentuh ya, kondisinya masih kurang nyaman?
Klewer itu, waduh. Duitnya gede sekali. Kemarin, dihitung investor, Rp 400 miliar. Duit dari mana? Anggaran berapa puluh tahun, kita mau cari jurus apa belum ketemu. Anggaran belanja Solo Rp 780 miliar, tahun ini Rp 1,26 triliun. Tidak mampu kita. Pedagang di Klewer lebih banyak, 3.000-an pedagang, pasarnya juga besar sekali. Di situ, yang Solo banyak, Sukoharjo banyak, Sragen banyak, Jepara ada, Pekalongan ada, Tegal ada. Batik dari mana-mana. Tapi, saya yakin ada jurusnya, hanya belum ketemu aja.

Soal pendidikan, di beberapa daerah sudah banyak dilakukan pendidikan gratis, apakah di Solo juga begitu?
Kita beda. Di sini, kita menerbitkan kartu untuk siswa, ada platinum, gold, dan silver. Mereka yang paling miskin itu memperoleh kartu platinum. Mereka ini gratis semuanya, mulai dari uang pangkal sampai kebutuhan sekolah dan juga biaya operasional. Kemudian, yang gold itu mendapat fasilitas, tapi tak sebanyak platinum. Begitu juga yang silver, hanya dibayari pemkot untuk kebutuhan tertentu.

Itu juga yang diberlakukan untuk kesehatan?
Iya, ada kartu seperti itu, ada gold dan silver. Gold ini untuk mereka yang masuk golongan sangat miskin. Semua gratis, perawatan rawat inap, bahkan cuci darah pun untuk yang gold ini gratis.

Tampaknya, sekarang masyarakat sudah percaya pada Anda, padahal di awal terpilih, banyak yang sangsi?
Yah, satu tahun, lah. Namanya belum dikenal, saya kan bukan potongan wali kota, kurus, jelek. Saya juga enggak pernah muncul di Solo, apalagi bisnis saya 100 persen ekspor. Ada yang sangsi, ya biar saja, sampai sekarang enggak apa-apa. Mau sangsi, mau menilai jelek, terserah orang.

Dulu, apa niat awalnya jadi wali kota?
Enggak ada niat, kecelakaan. Ndak tahu itu. Dulu, pilkada pertama, kita dapat suara 37 persen, menang tipis. Wong saya bukan orang terkenal, kok. Yang lain terkenal semuanya kan, saya enggak. Tapi, kelihatannya masyarakat sudah malas dengan orang terkenal. Mau coba yang enggak terkenal. Coba-coba, jadi saya bilang kecelakaan tadi itu memang betul.

Hal apa yang paling mengesankan selama Anda menjadi wali kota?
Paling mengesankan? Paling mengesankan itu, kalau dulu, kan, wali kota mesti meresmikan hal yang gede-gede. Meresmikan mal terbesar besar misalnya. Tapi, sekarang, gapura, pos ronda, semuanya saya yang buka, kok. Pos ronda minta dibuka wali kota, gapura dibuka wali kota, ya gimana rakyat yang minta, buka aja. Ya, kadang-kadang lucu juga. Tapi kita nikmati.

Apa kesulitan yang paling pertama Anda temui saat menjabat sebagai wali kota?
Masalah aturan. Betul. Kita, kalau di usaha, mencari yang se-simpel mungkin, seefisien mungkin. Tapi, kita di pemerintahan enggak bisa, ada tahapan aturan. Meskipun anggaran ada, aturannya enggak terpenuhi, enggak bisa jalani. Harusnya, bisa kita kerjain dua minggu, harus menunggu dua tahun. Banyak aturan-aturan yang justru membelenggu kita sendiri, terlalu prosedural. Kita ini jadi negara prosedur.

Apa pertimbangannya saat Anda mencalonkan untuk kali kedua?
Sebetulnya, saya enggak mau. Mau balik lagi ke habitat tukang kayu. Saat itu, setiap hari datang berbondong-bondong berbagai kelompok yang mendorong saya maju lagi. Mereka katakan, ini suara rakyat. Saya berpikir, ini benar ndak, apa hanya rekayasa politik. Dua minggu saya cuti, pusing saya mikir itu. Saya pulang, okelah saya survei saja. Saya survei pertama, dapatnya 87 persen. Enggak percaya, saya survei lagi, dapatnya 87 persen lagi.

Setelah survei itu, saya melihat, benar-benar ada keinginan masyarakat. Jadi, yang datang ke saya itu benar. Dan ternyata memang saya dapat hampir 91 persen. Saya lihat ada harapan dan ekspektasi yang terlalu besar. Perhitungan saya 65-70 persen. Hitungan di atas kertas 65:35, atau 60:40, kira-kira.

Ada kekhwatiran tidak, ketika lepas jabatan, semua yang Anda bangun tetap terjaga?
Pertama ada blueprint, ada concept plan kota. Paling tidak, pemimpin baru nanti enggak usah pakai 100 persen, seenggaknya 70 persen. Jangan sampai, sudah SMP, kembali lagi ke TK. Saya punya kewajiban juga untuk menyiapkan dan memberi tahu apa yang harus dilakukan nantinya.

Referensi :

- http://duniapangankita.wordpress.com/2011/03/28/joko-widodo-sang-walikota-teladan/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo
- http://fadhlyashary.blogspot.com/2012/01/profil-jokowi-joko-widodo.html

Kumpulan Biografi Tokoh Terkenal dan Tokoh Indonesia Lengkap www.youshie.net

Biografi Charlie Chaplin - Sang Legenda Komedian

Biografi Charlie ChaplinCharlie Chaplin lahir tanggal 16 April 1889 di East Street, daerah pasar yang ramai di Walworth, sebelah selatan kota London. Kedua orang tuanya yang bekerja sebagai artis penghibur pertunjukan komedi music hall bercerai sebelum Chaplin menginjak usia 3 tahun. Menurut data sensus tahun 1891, Chaplin tinggal bersama kakak dan ibunya yang bernama Hannah di Barlow Street, Walworth. Sewaktu masih kanak-kanak, ibunya mengajak Chaplin tinggal berpindah-pindah di sekitar Kennington Road, kawasan Lambeth, London. Ayah kandungnya yang bernama Charles Chaplin Senior adalah keturunan orang Roma, seorang peminum dan hanya sekali-kali saja menghubungi putranya.

Ketika ibunya sedang sakit, Chaplin sempat dititipkan di rumah sang ayah yang ketika itu tinggal bersama seorang wanita simpanan. Rumah tersebut ada di 287 Kennington Road, dan sekarang terdapat plakat peringatan yang menyatakan Charlie Chaplin pernah tinggal di sana. Ketika masih berusia 12 tahun, Chaplin ditinggalkan sang ayah untuk selama-lamanya. Chaplin dan kakak sekandung lain bapak yang bernama Sydney Chaplin menjadi tanggung jawab sang ibu, Hannah Chaplin. Malang tidak bisa ditolak, ibu Chaplin menderita Skizofrenia dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa Cane Hill di Coulsdon.

Charlie Chaplin
Chaplin terpaksa tinggal di rumah penampungan orang miskin, bekerja untuk imbalan makan dan tempat berteduh di kawasan Lambeth, London. Setelah tinggal di sana beberapa minggu, Chaplin dimasukkan sekolah asrama penampungan anak terlantar bernama Central London District School di Hanwell.

Kakak-beradik Chaplin berjuang bahu-membahu agar bisa bertahan hidup. Chaplin bersaudara tertarik tampil dalam pertunjukan komedi Music Hall di usia yang sangat dini, dan ternyata keduanya memiliki bakat akting alami. Masa kecil Chaplin yang dikungkung kemelaratan nantinya sangat berpengaruh terhadap karakter yang diperankan dan tema film yang dibuatnya. Tanpa diketahui Chaplin bersaudara, sang ibu ternyata masih memiliki seorang putra bernama Wheeler Dryden yang dibesarkan ayah kandungnya di luar negeri. Wheeler Dryden, adik sekandung Chaplin ini nantinya bergabung dengan Chaplin bersaudara, dan bekerja untuk studio Chaplin di Hollywood. Pada tahun 1928, ibu Chaplin wafat di Hollywood, setelah 7 tahun tinggal di Amerika Serikat atas ajakan ketiga putranya yang sudah sukses.

Chaplin pertama kali naik panggung pada tahun 1894 sewaktu masih berusia 5 tahun. Tanpa persiapan sebelumnya, di sebuah teater di Aldershot, Chaplin secara mendadak diminta menggantikan ibunya. Sewaktu masih kecil, Chaplin sakit keras dan harus berbaring di tempat tidur selama berminggu-minggu. Di malam hari, ibunya duduk di bingkai jendela, bercerita sambil mendramatisasi kejadian pada hari itu. Chaplin pertama kali naik panggung dengan mendapatkan bayaran setelah bergabung dengan kelompok penari The Eight Lancashire Lads yang mementaskan pertunjukan music halls di Britania. Pada tahun 1900, berkat bantuan Sydney (kakak sekandungnya), Chaplin yang waktu itu berusia 11 tahun mendapat peran sebagai kucing jenaka dalam pantomim Cinderella di London Hippodrome. Pada tahun 1903, Chaplin tampil dalam Jim: A Romance of Cockayne, diikuti peran rutinnya sebagai Billy anak pengantar koran dalam Sherlock Holmes yang terus dijalani hingga tahun 1906. Chaplin tampil berikutnya dalam acara variety Casey's Court Circus, dan tahun berikutnya sebagai badut dalam kelompok komedi slapstik Fun Factory di bawah asuhan Fred Karno.

gaya Charlie Chaplin
Chaplin pertama kali ke Amerika mengikuti pertunjukan keliling kelompok asuhan Fred Karno dari tahun 1910 hingga 1912. Setelah balik ke Inggris dan berada di sana selama 5 bulan, Chaplin kembali berangkat ke Amerika dan tiba di sana tanggal 2 Oktober 1912. Kedatangan Chaplin yang kedua di Amerika juga masih bersama kelompok Fred Karno. Arthur Stanley Jefferson yang kemudian dikenal sebagai Stan Laurel turut serta dalam rombongan dan menjadi teman sekamar Chaplin di asrama. Laurel akhirnya pulang ke Inggris, tapi Chaplin tetap bertahan di Amerika. Di akhir tahun 1913, produser film Mack Sennett terkesan dengan akting Chaplin yang waktu itu sedang bermain untuk rombongan Karno. Sennet mengontrak Chaplin yang setuju untuk bermain dalam film-film yang diproduksi studio Keystone Film. Film pendek Making a Living, komedi satu reel yang dirilis 2 Februari 1914 merupakan penampilan pertama Chaplin di layar perak.

Film-film awal Chaplin diproduksi pada tahun 1914 di Keystone Studios yang merupakan tempat Chaplin belajar teknik pembuatan film, sekaligus mengembangkan karakter Tramp. Chaplin pertama kali memperkenalkan karakter Tramp kepada publik melalui film keduanya, Kid Auto Races at Venice (diedarkan 7 Februari 1914) dan film ketiganya Mabel's Strange Predicament (9 Januari 1914).

Di akhir kontrak dengan Keystone, Chaplin sudah bisa menyutradarai dan menyunting sendiri film-film pendek yang dibuatnya. Film-film tersebut ternyata sukses besar. Pada tahun 1915, Chaplin menyetujui kontrak satu tahun dengan studio Essanay. Setelah itu, kontrak bernilai besar untuk selusin film komedi tipe dua reel disepakati Chaplin dengan studio Mutual Film pada tahun 1916. Studio memberinya kebebasan artistik yang nyaris tanpa batas. Dalam dalam jangka waktu 18 bulan, Chaplin berhasil menyelesaikan 12 judul film. Film-film ini nantinya berhasil menjadi film komedi klasik dan tetap masih bisa menghibur hingga sekarang. Di kemudian hari, Chaplin mengenang masa bersama studio Mutual sebagai periode paling membahagiakan dalam kariernya.

Setelah kontrak dengan studio Mutual habis pada tahun 1917, Chaplin menandatangani kontrak produksi 8 film tipe dua reel dengan studio First National. Selain pembiayaan dan distribusi film-film (1918-1923) yang ditanggung studio First National, kebebasan artistik seluruhnya berada di tangan Chaplin. Dengan kebebasan berkreasi ada di tangan, Chaplin membangun studio Hollywood sendiri. Pada periode ini tercipta film-film Chaplin yang tak lekang dimakan waktu, dan masih bisa dijadikan panutan bagi pembuat film yang lain. Film-film yang diproduksi Chaplin bersama First National berupa film komedi dengan masa putar singkat, misalnya: A Dog's Life (1918) dan Pay Day (1922), ditambah film dengan masa putar lebih panjang, misalnya: Shoulder Arms (1918), dan The Pilgrim (1923).

Film Chaplin asal periode ini dengan masa putar standar dan berhasil menjadi klasik adalah The Kid (1921). Pada tahun 1919, Chaplin mendirikan distributor film United Artists bersama-sama Mary Pickford, Douglas Fairbanks, dan D. W. Griffith. Mereka berempat berusaha melepaskan diri dari sistem monopoli yang dipegang distributor film dan pemilik modal di Hollywood. Usaha ini berhasil, dan kemandirian Chaplin sebagai pembuat film tetap terjamin berkat adanya kendali penuh atas film yang diproduksi di studio milik sendiri. Nama Chaplin terus tercatat sebagai anggota dewan direktur UA hingga di awal tahun 1950-an. Seluruh film Chaplin yang diedarkan United Artists bermasa putar standar, dimulai dari A Woman of Paris (1923), diikuti film The Gold Rush (1925) yang nantinya menjadi klasik, dan diakhiri dengan The Circus (1928).

Film-film bisu yang hingga sekarang dianggap sebagai karya terbesarnya, City Lights (1931) dan Modern Times (1936) justru dibuat Chaplin ketika dunia sinema sudah mengenal film bersuara. Di kedua film tersebut, Chaplin mengerjakan sendiri efek suara dan ilustrasi musik. Film City Lights mungkin berisi keseimbangan sempurna antara komedi dan sentimentalitas ala Chaplin. Adegan terakhir film City Lights dipuji kritikus James Agee yang berkomentar di majalah Life tahun 1949 sebagai: "sepotong akting paling hebat yang pernah direkam seluloid". Film bersuara karya Chaplin yang dibuat di Hollywood adalah: The Great Dictator (1940), Monsieur Verdoux (1947), dan Limelight (1952).

Walaupun pembuat film lain sudah beralih pada film bersuara, Chaplin bertahan untuk tidak ikut-ikutan. Film bersuara sudah dikenal sejak tahun 1927, tapi Chaplin terus bertahan dengan film-film bisu selama dekade 1930-an. Film Modern Times (1936) adalah film bisu, tapi memperdengarkan dialog yang keluar dari benda-benda mati, seperti radio atau pesawat televisi. Chaplin memang sengaja membuatnya seperti itu untuk membantu penonton film pada tahun 1930-an yang tidak lagi terbiasa melihat film bisu. Film Modern Times sekaligus film pertama yang memperdengarkan suara Chaplin (pada lagu yang dipasang di akhir film). Walaupun demikian, film ini masih dianggap film bisu oleh sebagian penonton, sekaligus akhir dari era film bisu karya Chaplin.

Chaplin dikenal sebagai artis serba bisa, koreografi film Limelight (1952) dikerjakannya sendiri, begitu pula lagu latar film The Circus (1928). Lagu berjudul "Smile" merupakan ciptaan Chaplin yang paling terkenal di antara semua lagu yang pernah ditulisnya. Ditulis untuk film "Modern Times", lagu "Smile" diberi tambahan lirik untuk dinyanyikan Nat King Cole sewaktu ingin diedarkan kembali pada tahun 1950-an. Lagu "This Is My Song" dari film terakhir Chaplin, "A Countess From Hong Kong" berhasil menjadi hit dalam berbagai bahasa pada tahun 1960-an (terutama versi Petula Clark). Film Limelight berisi lagu tema berjudul "Eternally" yang berhasil menjadi hit pada tahun 1950-an. Ilustrasi musik untuk film Limelight yang dikerjakan Chaplin mendapat nominasi Academy Awards pada tahun 1972. Hal ini dimungkinkan karena pertunjukan perdana di Los Angeles tertunda selama dua dekade.

Chaplin memenangkan 2 penghargaan kehormatan Academy Awards. Waktu itu belum ada prosedur audit pemungutan suara, dan penghargaan Oscar yang pertama dibagi-bagikan pada 16 Mei 1929 berdasarkan pembagian kategori yang sangat luwes. Chaplin mulanya dinominasikan sebagai Aktor Terbaik dan Sutradara Komedi Terbaik untuk karyanya The Circus, tapi namanya ditarik kembali dan dewan Academy justru memutuskan untuk memberi penghargaan istimewa untuk "kegeniusan, kemampuan serba bisa dalam akting, penulisan, penyutradaraan, dan produksi film The Circus". Film lain yang menerima penghargaan istimewa pada tahun itu adalah The Jazz Singer.

Penghargaan kehormatan yang kedua dari Academy diterima Chaplin 44 tahun kemudian pada tahun 1972. Chaplin menerima penghargaan atas "pengaruh tak terhingga yang dibuatnya dan menjadikan film sebagai bentuk seni abad ini". Chaplin keluar dari pengasingannya untuk menerima penghargaan ini. Setelah Chaplin menerima penghargaan, para hadirin berdiri memberikan sambutan tepuk tangan selama 5 menit penuh yang hingga sekarang tercatat sebagai standing ovation terlama sepanjang sejarah Academy Award.

Chaplin juga pernah masuk nominasi sebagai penerima penghargaan Academy untuk Aktor Terbaik, Skenario Asli Terbaik, dan Film Terbaik untuk karyanya The Great Dictator, tapi gagal. Film Monsieur Verdoux (1947) juga pernah dicalonkan sebagai Skenario Asli Terbaik, namun lagi-lagi gagal meraih penghargaan. Sewaktu masih aktif sebagai pembuat film, Chaplin pernah menyatakan ketidakpuasannya pada Academy Awards. Putranya yang bernama Charles Jr. bercerita tentang tindakan Chaplin menjadikan penghargaan Oscar yang diterimanya pada tahun 1929 sebagai pengganjal pintu yang menjadi sebab kemarahan dewan Academy pada tahun 1930-an. Hal ini mungkin menjadi alasan film City Lights sama sekali tidak pernah masuk nominasi, padahal berbagai hasil jajak pendapat sepakat film ini sebagai salah satu film terbesar dalam sejarah layar perak.

Di usia lanjut, Chaplin pernah memperoleh Academy Award yang didapatnya dari hasil kompetisi dan bukan secara kehormatan. Pada tahun 1973, film Limelight (1952) mendapat penghargaan Oscar untuk Academy Award untuk Ilustrasi Musik Asli (Best Music in an Original Dramatic Score). Chaplin membintangi film ini bersama Claire Bloom, serta tampil secara cameo bersama Buster Keaton yang merupakan satu-satunya penampilan kedua komedian terbesar dalam satu film. Setelah film selesai diproduksi, kecenderungan politik yang dianut Chaplin menyebabkan film Limelight tidak jadi diputar di Los Angeles. Pemutaran di Amerika Serikat baru berlangsung pada tahun 1972, sehingga film ini walaupun diproduksi tahun 1952 berhak masuk nominasi.

Dua film terakhir Chaplin dibuat di London: A King in New York (1957) yang dibintanginya sendiri (sekaligus penulis skenario dan sutradara), dan A Countess from Hong Kong (1967) dengan bintang Sophia Loren dan Marlon Brando. Film A Countess from Hong Kong merupakan penampilan Chaplin yang terakhir, tampil singkat secara cameo sebagai awak kapal yang sedang mabuk laut.

Dalam otobiografi berjudul My Life in Pictures terbitan tahun 1974, Chaplin menuturkan bahwa dirinya sudah menulis skenario untuk dibintangi Victoria, putri terkecilnya. Kalau skenario yang diberinya judul The Freak jadi diproduksi, Victoria akan diberi peran sebagai bidadari. Menurut Chaplin, skenario film ini sudah selesai dan latihan praproduksi sudah dimulai (buku ini memuat foto Victoria lengkap dengan kostumnya), tapi produksi dihentikan karena Victoria menikah. Chaplin menambahkan, "Kapan-kapan, pasti aku buat." Kesehatan Chaplin terus menurun pada tahun 1970-an, dan meninggal sebelum angan-angannya terwujud. Salah satu karya yang diketahui sebagai karya terakhir Chaplin adalah ilustrasi musik yang ditulisnya untuk memperbarui A Woman of Paris, karyanya yang kurang sukses pada tahun 1923.

buku Charlie Chaplin
Chaplin menerima gelar Knight Commander of the British Empire (KBE) dari Ratu Elizabeth II pada 4 Maret 1975. Nama Chaplin pertama kali diusulkan sebagai penerima pada tahun 1931, dan masuk dalam daftar calon untuk yang kedua kali pada tahun 1956, tapi diveto pemerintah Konservatif yang tidak ingin merusak hubungan dengan Amerika Serikat di tengah ketegangan Perang Dingin dan Krisis Terusan Suez. Chaplin wafat di usia 88 tahun dalam tidurnya pada Hari Natal tahun 1977, di Vevey, Swiss. Chaplin dimakamkan di Pekuburan Corsier-Sur-Vevey di Corsier-sur-Vevey, Kanton Vaud, tapi makamnya dipindah di dekat Danau Jenewa setelah pernah dicuri sekelompok orang.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Charlie_Chaplin

Kumpulan Biografi Tokoh Terkenal dan Tokoh Indonesia Lengkap www.youshie.net

Kalung Jailangkung [2011] - Film Indonesia


Inilah film arahan sutradara kebanggaan kita *tapi bohong* di awal tahun 2011. gue punya kebiasaan kalo mau review film baru pasti nonton di hari pertama pemutarannya di jaringan 21. but i don't know, begitu tau nama sutradara dan bintang-bintangnya, entah kenapa gue mendadak males. Bawaannya mau muntah mulu. Tapi ketika baca postingan diblog temen sebelah kalo film om koya pagayo alias naya kali ini lumayan menghibur karena bergenre horror-komedi, well, rasa curiousity gue jadi tergali. Selucu apakah? Yakin kalo emang lucu?

Dengan niatan mulia ingin membuktikan, berangkatlah gue ke bisokop sendiri. Males ngajakin temen-temen gue yang sibuk mulu kalo diajakin. Dan menyesal kenapa nekat berangkat sendiri karena selain studio dipenuhi penonton, yang datang rata-rata bawa monyetnya (baca pacar ;red). Jelas banget kalo bikin gue iri #semacamcurhat

Dan setelah menyaksikan film kalung jelangkung secara keseluruhan. Gue pengen pingsan dengan berbagai alasan.

1. awal film sebenarnya udah dibuka dengan tolol. Apaan kali tuh acara lomba bengong? Scriptwriternya bisa aja bikin otak geser dikit. Tapi gue senyum. Iya senyum. Pas liat acara nari bareng ketika terdengar lagu dangdut. Well, nggak salah temen gue tuh yang udah review duluan. Tapi….

2. semenjak itu, rasanya gue rugi buat senyum. sumpah, senyum gue mubazir abis. You know what, setelah adegan dangdut tadi seperti biasa nayato mulai membanjiri penonton dengan cerita super dangkal penuh kebodohan binti maksa. Penampakan-penampakan gak ada tujuan, bahkan sebelum inti cerita dimulai: menemukan kalung ketika main jelangkung dikuburan!

3. proses menemukan kalung kok maksa ya, dimana tokoh keke ketakutan setelah liat jelangkungnya goyang dan berniat lari lalu berapa detik kemudian kembali lagi seolah tak terjadi apa-apa dan memungut kalung diatas sebuah nisan (eh, nisan apa tanah ya? Lupa)

4. akting semua pemain standar dan lagi-lagi nayato memakai jasa zaky zimah. Padahal jelas-jelas dia cuman menang ekspresi dengan lawakan super garing. Apa sih yang diharapin dengan akting ngelucu tapi nggak lucu ketika shock ketemu hantu? Dan itu hampir terjadi disetiap scene. yang gue jamin, nanti di film berikutnya, zaky akan kembali dipanggil untuk tampil norak. Nayato rupanya sangat gampang tertebak belakangan ini.

5. akting pemain utamanya geje. jelas, lupakan hal itu. dan semua bertambah sampah dengan akting bintang-bintang muda baru yang wajahnya nggak komersil. Gatau kenapa, ditahun ini pilihan nayato jatuh pada artis berwajah standar. Kemana kabar leylarey lesesne, smitha anjani, arumi bachsin yang sukses dia orbitkan?

6. dialognya diharapkan bisa mengocok perut tapi bagi gue, maksa. Dialog anak SMP super gahol. Dan parahnya beberapa orang di bioskop tertawa, hampir sebagian. Tapi nggak buat gue. Sumpah, gue cuman senyum diawal. Selebihnya mengutuk diri kenapa nekat nonton film ini.

7. seakan belum tahu kebiasaan nayato yang suka main hujan-hujannan, acara terbang melambay-lambay dari kasur, jalan lalu berhenti sebentar dan noleh kanan kiri, penampakan tanpa maksud dan tujuan, gue bersyukur gak ada adegan buka-bukaan seperti tradisi sebelumnya. tapi gue sempet blank karena penataan cahaya  sueper nggak niat. coz banyak scene yang gelap banget. apakah upaya meminimalis dana?

8. dan untuk meminimalis dana lagi, dipakailah lokasi yang sudah pernah digunain meski udah diatur sedemikian rupa tapi tetep terlihat kalo itu lagi-itu lagi. Seperti lokasi penginapan yang dipakai untuk syuting nakalnya anak muda dan hantu perawan jeruk purut. Juga lokasi kampus yang pernah jadi sekolah di beberapa film sebelumnya.

at least, rasanya gue udah males buat lanjutin mereview. Karena gue udah bosen nyaci maki om naya seperti di post-post gue sebelumnya. Dan karena gue lagi baik hati, maka gue kasi rating 1 buat kalung jelangkung. 1 karena sukses bikin gue senyum di awal-awal film. Gue bukan sentimen sama nayato mengingat banyak penonton heboh sendiri dengan joke-joke di kalung jelangkung. Tapi joke yang dia / scriptwriter berikan terlalu bodoh untuk membuat gue tertawa.

Rating: 1/10

http://www.smileycodes.info

Biografi Michael Phelps - Perenang Dunia

Michael PhelpsMichael Fred Phelps II (lahir di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat 30 Juni 1985) adalah perenang Amerika Serikat dan pemecah rekor dunia (sejak 2006). Pada Usia 15 tahun Michael Phelps telah berpartisipasi di Olimpiade 2000 di Sydney sebagai perenang putra termuda diajang Olimpiade sejak 68 tahun. Namun ia tidak memenangkan medali, ia finish ke-5 pada nomor 200 m gaya kupu-kupu. 5 Bulan setelah Olimpiade Sydney, Phelps memecahkan rekor dunia 200 m gaya kupu-kupu. Berikutnya, pada usia 15 tahun 9 bulan, perenang putra termuda pemecah rekor dunia yang pernah ada. Ia lalu memecahkan rekor dunia atas namanya sendiri di Kejuaraan Dunia Renang di Fukuoka, Jepang (1:54:58).

Tahun 2002 pada kejuaraan nasional di Fort Lauderdale, Florida, Phelps juga memecahkan rekor dunia pada nomor 400 m gaya individual dan memecahkan rekor nasional AS pada nomor 100 m gaya kupu-kupu dan nomor 200 m gaya individual. Tahun 2003, Phelps memecahkan rekor dunia atas namanya sendiri di nomor 400 m gaya individual (4:09:09) dan pada bulan Juni, ia memecahkan rekor dunia di nomor 200 m gaya individual (1:56:04). Lalu pada 7 Juli 2004, Phelps memecahkan rekor dunia lagi atas namanya sendiri di nomor 400 m gaya individual (4:08:41) dan menjadi andalan Amerika Serikat di Olimpiade 2004.

Pada 4 November 2004, Phelps ditahan polisi karena mabuk saat sedang mengemudi mobil setelah menerobos tanda pemberhentian di mobil Land Rover-nya bersama kedua temannya. Pada 29 Desember 2004, Phelps dituntut 18 bulan masa percobaan. Ia didenda $250, mengganggu ibunya saat sedang mengemudi dalam keadaan mabuk, dan mengganggu para siswa di 3 area SMA pada 1 Juni 2005.

perenang
Kehidupan buruk Phelps tidak berlangsung lama. Di Oimpiade Beijing 2008, dia berambisi memecahkan rekor Mark Spitz yang meraih 7 emas dalam satu kejuaraan Olimpiade. Dan ambisi tersebut menjadi kenyataan. Phelps memboyong 8 medali emas di Olimpiade akbar tersebut dengan 5 emas diantaranya adalah gelar individu; dan lima diantaranya dengan pemecahan rekor dunia.

Dikirim Oleh :

Fajar (fajardace.dace@gmail.com)
Kumpulan Biografi Tokoh Terkenal dan Tokoh Indonesia Lengkap www.youshie.net. Anda punya biografi Tokoh menarik? kirimkan ke kirim_biografi@yahoo.com agar segera dimuat di blog ini. Terima Kasih

Resep Loaf Bread (Water Roux Method)

Dari review semua teman teman blogger yang udah pernah coba, memang metode water roux atau tangzhong ini yang paling juara. Sebelumnya juga aku udah pernah bikin wholemeal loaf bread. Lembutnya bertahan lama sampe berhari-hari. Nah kalo kita termasuk pecinta roti khas asia yang lembut...harus coba resep ini. Persis kayak yang di bakery bakery...bedanya ini gak pake pelembut, pemutih, pengembang

Review - Kayu Besi salah satu Kayu Khas Kalimantan

Kayu Besi salah satu Kayu Khas Kalimantan " Kayu Besi adalah salah satu jenis kayu khas dari salah satu pulau di Indonesia yakni pulau Kalimantan. Kayu yang memiliki nilai komersial ..." Sumber Kayu Besi salah satu Kayu Khas Kalimantan : http://www.youshie.com/2013/02/kayu-besi-salah-satu-kayu-khas.html

Tuesday, February 5, 2013

Kirim Biografi Untuk Dibagi Di Blog ini

Meskipun anda bukan penulis, namun Anda mempunyai sebuah artikel biografi tokoh yang menarik, berbagilah melalui blog kami! Kami membuka kesempatan kepada semua anggota masyarakat untuk berbagi biografi atau profil seorang tokoh menarik di sekitar Anda. Ini bisa menjadi kesempatan untuk belajar menulis Biografi atau sekedar berbagi informasi tokoh yang menarik. Karena itu, lekas kirimkan artikel biografi tokoh Anda ke email : kirim_biografi@yahoo.com

dan jangan lupa cantumkan biodata diri anda, aktualisasikan kegemaran anda membaca dan menulis! kami berterima kasih sekali jika anda membantu mengembangkan blog ini.

Kumpulan Biografi Tokoh Terkenal dan Tokoh Indonesia Lengkap www.youshie.net

INTERVIEW WITH NAYATO - Film Indonesia


semua yang tertulis disini hanya fiksi semata. kalo ada nama tempat, nama orang dan kawan-kawan yang sama, ya udah, biasa aja...

Seperti biasa, tiap sore kota malang selalu ditemani dengan hujan yang intensitas kedatangannya antara niat dan nggak niat, deres nggak, rintik-rintik juga nggak. Seperti gue yang nggak yakin ketika akan melangkahkan kaki menuju salah satu Cineplex 21. secara kali ini filmnya om naya yang you know how, nggak tega gue buat ngomongnya, lagi tayang serentak meneror bioskop-bioskop Indonesia. Tapi saat sedang asyik menunggu hujan reda di pojokan mal, tiba-tiba aja ada orang yang berseru manggil nama gue. “Hei, Bee, ngapain lo disitu?” Otomatis gue menoleh. Dan syok!

Hei, siapa tuh om-om? Sok akrab banget sih sama gue. Udah tau juga gue lagi nunggu ujan reda, eh, masih ditanyain lagi ngapain. Dasar nggak kreatif. Emang gue kelihatan lagi mau cuci piring disini?

Dan parahnya, om-om itu mendekat menghampiri gue. Oh no! dia pasti om-om hidung belang penyuka sesama jenis. TIDAK! Gue harus kabur. But, syit! Dia udah mencengkeram lengan gue. Anyway, nomor telepon darurat polisi berapa ya?

    “apa kabar?” Tanya om itu sok akrab sambil memamerkan barisan giginya yang kuning.
    “s-sorry, who’s you?” gue sok inggris. Hell, siapa tau dikira bule nyasar meski muka nggak memadai. Meskipun iya, nggak mungkin banget secara dia udah tau nama gue pas manggil tadi.
    “lo lupa sama gue?” gue mengernyitkan kening mendengar pertanyaan si om-om. “ya, pantas sih. Secara gue orangnya jarang eksis. Gue nayato, bee. Nayato fio nuala.” Sambungnya meyakinkan.
    NAYATO? Kayak nama tukang bubur yang tiap hari lewat di depan rumah.
    “masih nggak inget?” tanyanya. Gue menggeleng mantap. “gue kasih klu lagi deh. Gue tuh orang yang selalu menyutradarai film-film sampah. Yang sebelas-dua belas sama KK Dheraj itu.” Ujarnya bangga.
    “oh, elo om. Huaheuhua.. gue kirain tadi tukang kredit panci langganan emak gue. Padahal jelas-jelas muka lo kayak tukang jualan sayur keliling.” Kata gue akhirnya tanpa berniat menyindir.
    “yup, here I am. So, daripada lo bengong sendirian, ayo gabung sama gue. Gue traktir deh.”
    Mata gue berbinar denger kata traktir. “oke, om, let’s go!”

(ceritanya gue fast forward ke durasi setengah jam kemudian dimana pesenan gue berupa 1 chicken teriyaki, banana spilt, french fries dan bubble tea terpajang dengan cantik di meja. nggak papa kan sekali-kali nggak tau diri? hehehe...)

    “ada angin apa om kok bisa nyasar di malang dan hei, dari mana tau nama gue?” Tanya gue mulai interogasi.
    “lagi liburan aja bee. Bosen sama rutinitas gue di Jakarta. Dan gue tau nama lo pas gak sengaja buka blog lo.” Jelasnya sambil sibuk merokok dan utak-atik bb.
    “wah, bangga deh blog gue dibaca oleh orang macam om naya yang you know how, film-filmnya selalu nggak jelas.”
    “habis mau gimana lagi bee. Gue bisanya cuman kayak gitu dan dari situlah gue dapet makan. So, maklumin aja deh.”
    “maunya sih gue maklumin om naya, tapi pelis banget deh, adain kek peningkatan. Masa nyutradarain film dari ide cerita produser aji mumpung. Nggak mau kalah saing sama KKD yang dua film nya berjudul rintihan kuntilanak perawan sama pelukan janda hantu gerondong mengalami peningkatan dari segi gambar. Kan biasanya kayak film jaman dahulu kala sesuai cara kerja otak kiri KKD yang emang out of date banget, gak bisa bedain mana yang baik dan mana yang salah.”

    “masa sih?”
    “iye, sumpah deh guweh.” Jawab gue sambil bergaya super lebe a la fitrop.
    Karena nggak ada respon negatif dari om naya yang sibuk bbm-an, gue melancarkan pertanyaan lagi. Yang mungkin bisa lebih berbobot. “betewe, film perdana om di tahun 2011 kan uda tayang dan buset, langsung horror-komedi, bo. Yang main si zaky, lagi. Ada angin apa om deket sama dia. Apa karena udah gak ada arumi om jadi berpaling ke sesama jenis.”
    “ya gitu deh.” Hello, jawaban apa tuh, ya gitu deh.
    “wah, pengakuan terlarang nih om.”
    “iya nih, kayaknya gue mau bikin versi layar lebar dari kisah hidup gue.”
    “well, pasti tambah super geje ya filmnya. kenyataanya aja udah annoying apalagi versi filmnya.”
    “so pasti hohoho..” lho, kok malah ketawa ya ni orang?  padahal jelas-jelas nggak ada yang lucu.
   “kalo bisa ya om, bikin film tuh yang bagus gitu. Masa mesti nunggu om naya sama KKD mati dulu, Indonesia baru bisa bebas dari film-film sampah.”
“gatau deh bee. Gue sebenarnya juga pengen mati. Gue bosen bee tiap hari dicaci maki. Padahal itu bukan mau gue. Film film gue kayak gitu tuh karena tuntutan keadaan. Lo tau kenapa gue gak pernah nampakin diri ketika press conference film-film gue? Itu karena gue malu bee. Itupula kenapa gue selalu make nama samaran.” curhat om naya.

    Gue speechless.
   TINT! TINT!
   Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Kita berdua menoleh mencari asal suara. Dan tertangkaplah penampakan sosok berjambang dari dalam mobil butut berwarna ijo royo-royo.
    “hei, you come on” seru orang berjambang itu kearah om naya.
    “hei, raj,” balas om naya.
    “siapa tuh om?” Tanya gue curious.
    “KKD, kita ada janji mau rapat bikin film bareng.” Jawab om naya.
    “WHAT?!?”
    “iya, kenapa bee?”
    “pelis banget. Don’t do that.”
    “relax bee. Pasti filmnya box office kok.”
    “no, berasa nitemare om!”
    “yes!”
    “no..”
    “YESS!!!”
    GUBRAAKKKK!!!
   Gue jatuh dari atas tempat tidur dan menyadari kalau semua ternyata cuman mimpi… syukur deh. kirain beneran. kiamat bisa maju setahun kalo kayak gini.
    Btw, pertanda apakah mimpi barusan ya?

catatan kecil: nayato juga manusia, guys. punya rasa, punya hati. jangan samakan dengan pisau belati.. #nyanyi

Lagi Hot