SKOLIOSIS - Penyakit tulang Skoliosis, Hari ini aku akan menghadiri perningkahan sahabatku SMP ku.ya , jujur saja mempelai priyanya tak lain adalah pacar pertamaku. Tapi itu dulu saat SMP. Rtapi entah mengapa aku merasa biasa saja, tak ada sakit hati sedikitpun seperti yang disangka sangka temanku yang lain.
Aku masih saja berdiri di depan lemaribngung hendak mengenakan pakaian yang mana. Aku harus mengenakan pakaian yang longgar yang tidak membentuk tubuh. Selain harus sesuai syari'at islam , aku bias sesak nafas kalau memakai pakaian yang sempit sedikit saja.
Meski tetap saja bagian itu tetap terlihat menonjol, tapi paling tidak pakaian longgar sedikit menyamarkan. Bagian itu, disebut
SKOLIOSIS.
SKOLIOSIS membuat hidupku sedikit berbeda dengan mereka mereka yang merasa normal,meski terkadang di beberapa bidang aku lebih menggugulinya.
Awalnya aku sedikitpin tidak menyaarinya, karena
SKOLIOSIS tidak menimbulkan rasa sakit sedikitpun. Hanya saja sejak SD aku hanya mempunyai sedikit teman.merkapun aku rasa hanya memanfaatkanku saja, tapi tak apalah itu berarti aku menjadi orang yang bermanfaat, pikiranku saat itu. Saat aku kenaikan kelas seperti biasanya satu teman sekelasku yang mau duduk dennganku, hanya orang yang mungkin saat itu sedangsial sehingga dating trakhir terpaksaduduk denganku yang berakhir hingga setahun yang akandatang.
Pandangan aneh penuh Tanya sering tampak di orang orang sekitarku. Hal tersebut berlanjut hingga aku memasuki bangku SMP.
Tepatnya saat aku kelas 3 SMP, saat itu usiaku 14 tahun. Seseorang guru pria berkeliling ruang kelas untuk memeriksa tugas yang di berikannya. Beliau berdiri lama di samping kiriku dan memandang aneh. Tangan kanannya memegang punggungku bagiankanan dan bertanya apakah punggungmu terasa sakit? Apakah aku pernah mengalami kecelakaanparah? Aku bingung akan pertanyaan pertanyaan itu apalagi semuapasang mata teman sekelasku memandangku. " Tidak Pak.." jawabku. Pak guru kemudian berlalu.
" Ris wes jam songo, kok ran dang mangkat mangkat'" Tanya ibuku.
" geh.bu……………." jawabku singkat.
Suara ibuku membuarkan lamunanku dan memaksuku mempercepat dandananku. Akupun memutuskan pergi sendiri ke resepsi. Ya …………. Meski ada beberapa teman SMP yang diundnag , mengajakku pergi bersama, tapi aku ingin sendiri. Dan do'aku untuk mereka… semoga bahagia , amien.
Masih saat kelas 3 SMP, saat aku sedang mengerjakan PR lesehan di lantai. Ayah ibuku tak henti memandangku. Mereka yang saat itu duduk di sofa didpean televise yang jauh dari tempatku belajar , berdidi mendekatiku danbertanya.." Ggermu keno opo Ris….?"
Aku bingung menjawabnya. Pertanyaan yang membingungkan lagi. Aku menjelaskan penyebannya saja tidak tahu. Untung ayahku mempunyai teman yang bai seorang asisten dokter tulang ternama. Beliau dating kerumah tanpa mengenakan pakaian, ya ampun betapa malunya aku saat itu. Beliau menghitung ruas ruas tulang rusukku dan bentuk tulang belakang. Jumlah rusuk normal hanya saja bagian kiri di bagian berukuran lebih kecil, tulang belakangku mengalami pembengkokan di bagian atas ini bahaya, kemungkinansembuh atau istilah nya normal lagi sangat sedikit apalagi usiaku masih muda. Kalau
SKOLIOSIS terjadi di usia tua dan di tulang bagian bawah justru tidak terlalu beresiko, paparnya.
Akhirnya beliau memberikan alamat dokter atasanya di kawasan elite kota solo dan menyarankan agar aku dan ayahku berkunjung kerumahnya. Soal waktu nanti di kabari lagi.
Setelah mendapatkan konfirmasi. Aku dan ayahku bergegas menuju rumah sang dokter untuk menanyakan tindakan atau penangananselanjutnya bagaimana dengan penyakitku ini.
Apa mau dikata di rumah sang dokter kami hanya menemui sang penjaga rumah dan kami di larang masuk. " Apa sudah ada janji..??"tanyanya.
" sudah…. Atas nama Erika!" jawabku tegas.
"Maaf, pak dokter tidak ada dirumah dan beliau tadi tidak menitip pesan apa-apa!" sahutnya.
Ayahku tetap memaksa masuk seakan tak percaya dan bertanya keberadaan dokter sekarang dirumah sakit mana? Tak diberi jawaban kami malah di paksa pergi.
Baiklah, aku mklum itu memang repot berurusan dengan dokter super sibuk.
Beberapa bulan kemudian aku berhasil masuk SMA ternama di kotaku. Memang
SKOLIOSIS bukan halanagan , justru membuat harapanku semakin tinggi. Itu yang ditanamkan orang tuaku kepadaku. Ya meski
SKOLIOSIS bukan arti stop segalanya. Tapi bagaimana buktikan bahwa aku bias..!
Setelah cukup uang akhirnya ayahku membawaku ke rumah sakit Tulang ternama disurakarta untuk di rontgen. Dari hasil rotgen ibu dokter menjelaskan
SKOLIOSIS yang aku derita sudah lebih dari 45 derajat dan saat kecil memang tidak Nampak tapi setelah aku dewasa setelah mengalami mastruasi baru terlihat berbeda, terangnya.
Memang
SKOLIOSIS bias di sembuhkan dengan jalan operasi, tapi kemungkinan berhasil sangat sedikit. Sebab organ organ didalam tubuh juga sudah menyesuaikan bentuk tulang, kalau tulang di rubahotomatis semua harus diubah, kalau gagal akan menderita lumpuh belum lagi biayanya ratusan juta. Biaya dari mana? Ibu dokter menyarankan aku untuk memakai semacam korset yang dapat di pesan di rumah sakit itu juga yang harus di pakai selama 23 jam, hanya pada saat mandi saja aku melepasnya. Yang benar saja.
"Apabisa sembuh… dok?" tanyaku.
"Kalauuntuk sembuh total tidak, hanyasaja tidak menambah tingkat kemiringan"
Karena harganya lumayan aku tidak membelinya. Rutin berenang menjadi salah satu obat. Tak jarang aku merelakan uang jajan demi bias masuk area kolam renang , aku ingin sembuh!.
Pamanku menyarankan agar di bawa ke dukun ahli urat. Yang benar saja, jelasku menolaknya. Sudah biarkan saja aku seperti ini. Yang penting tidak terasa sakit, jawabku.
Hari-hari tidak terlalu buruk memang, karena ada dia. Apa yang menarik dariku sehingga dia memaksaku untuk menerimanya sebagai pacar..? aku memang jarang bercermin , di buatnya berdiri lama di depan cermin. Kuputar putar tubuhku. Ternyata jelas terlihat miring dan beda, tapi kenapa dia bilang tidak ada bedanya , sama saja.
Dia benar benar membuatku merasa sempurna. Dia tidak malu jalan denganku. Meski teman temannya memanggilnya " Mbengkong " tetap saja dia tidak peduli. Terima kasih Ya Allah ".
Suatu hari aku di ajak kerumahnya. Kenapa saat itu aku mau. Aku di kenalkannya pada ibunya, kebetulan sore itu ayahnya belum pulang. Astagfirullah …. Ibunya tidak mau bersalaman denganku dan tidak membalas senyumku. Apalagi aku dilarang masuk kerumah nya. Kalau mau ngobrol di luar saja! Katanya saat itu.
Anak lelaku satu-satuntya itupun tak dapat melakukan apapun. Akhirnya dia mengantarkan aku pulang dan meminta maaf atas kelakuan ibunya. Benar benar aku tak menyangka, dia malah mengajakku menikah. Tentu saja aku menolaknya, usiaku baru 189 tahun sedangkan dia 20 tahun. Aku belum siap. Selain itu aku beda dengan perempuan lain apalagi ibunya tidak merestui hubungan kami. Tentu saja, jika aku jadi seorang ibu pasti aku tak mengizinkan anakku menikah denga seorang yang …….. banyak wanita yang normal!.apakah sebenarnya dia hanya mempermainkan ku saja? Entahlah aku harus berusaha menjauh darinya. Tak dapat di pungkiri memang dia membuat paradikmaku tentang
SKOLIOSIS berubah. Kalau ada orang menatapmu aneh, piker saja dia iri dengan kecantikanmu atau kagum dennganmu, jangan piker yang aneh aneh. Yang penting kamu positive thingking!katanya saat itu. Ada-ada saja.
SKOLIOSIS memang tidak terasa sakit tapi menyebabkan penderitanya minder atau kurang percaya diri apalagi kalau aku melihat orang di depanku merunduk atau memakai pakaian yang memperlihatkan bentuk punggung indah mereka , aku benar benar sakit hati. Tapi itu dulu sebelum aku mengenalnya. Sekarang entah dia berada dimana?. Tapi terima kasih Allah kau pertemukan aku dengan seorang Motivator baru.
Dan motivator baruku yang ku berharap Allah SWT mengirimkan sebagai jodohku. Aku ingin menikah denganmu, terima kasih . terima kasih telah membuatku senyum-senyum sendiri mas supri, seorang yang tinggal tak jauh dari rumahku, yang senyumnya menyempurnakan hariku. Meski aku sadar kau tak menyadari keberadaanku , tapi aku selalu berdo'a kepada Allah SWT agar mas selalu dalam lindungan –Nya dan di permudahkan jalannya dalam meraih cita, cinta dan ridho-Nya. Amien.
Aku memang gaptek, kalau saja aku tahu internet dan mencari segala hal tentang
SKOLIOSIS tentu tidak separah sekarang. Oh iya, aku pernah baca blog seorang penderita
SKOLIOSIS juga bahwa penderita
SKOLIOSIS kebanyakan cewek bertubuh kurus, pintar dan cantik. Aku setuju itu.
SINOPSIS
- Tak ada yang sempurna di dunia ini. Sempurnanya hanya untuk Allah. Allah menciptkan manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tinggal bagaimana manusia itu memaksimalkanya.
- Seperti aku eriska, penderita SKOLIOSIS. Awalnya hidup berasa tidak ada artinya tapi dengan motivasi dari orang-orang sekitar, aku bangkit.
- SKOLIOSIS bias di sembuhkan denngan jalan di operasi , tapi kemungkinan berhasil sangat kecil, kalau gagal akan menderita lumpuh belum lagi biayanya ratusan juta. Biaya dari mana?
- Memang SKOLIOSIS bukan halangan. Meski SKOLIOSIS bukan berarti stop segalanya. Tapi bagaimana buktikan bahwa aku bias!.
- Meski aku belum bias menjadi seperti yang kalian inginkan. Aku sangat mengucapkan terima kasih kepada orang – orang sekitarku yang telah memotivasi ku untuk , untuk orang tuaku, keluargaku, teman dan sahabatku yang respect kepadaku. Untuk seorang yang ibunya tak restui aku berjodohlah denganya. Dan motivator baruku yang ku harap Allah mengirimmu sebagai jodohku. Aku ingin menikah denganmu. Terima kasih.
Kisah Nyata Pengidap Penyakit Skoliosis oleh:
Nama : Galuh Asriani
Alamat : Widorejo RT 01 / RW I Makamhaji, Kartasura , Sukoharjo 57161